Kamis, 13 Februari 2014

BARCELONA

SEJARAH DAN PRESTASI FC BARCELONA




Klub yang mempunyai motto 'EL BARCA ES MES QUE UN CLUB' Barcelona bukan hanya sekedar club, 
didirikan oleh 12 orang yang dipimpin oleh Joan Gamper pada tanggal 29 Nopember 1899 di Katalonia.

Jeep Robicon

CAKE MENTEGA KACANG


Cara Membuat Kue Mentega Kacang

Bahan :
* 175 gr Selai kacang halus
* 100 gr Mentega tawar
* 100 gr Gula halus
* 60 gr Gula palem
* 120 gr Tepung terigu (ayak)
* 1/2 sdt Soda kue (ayak)
* 1/2 sdt Vanili bubuk
* 1 btr Telur ayam
* 50 gr Kacang tanah kupas (panggang dan cincang kasar)
read more<<<
Cara Membuat :
* Kocok mentega bersama dengan selai kacang, gula halus, gula palem dan vanili sampai lembut.
* Masukkan telur, kocok hingga rata.
* Tambahkan tepung terigu dan soda kue, aduk sampai rata.
* Bentuk adonan menjadi bola kemudian tekan hingga melebar.
* Letakkan diatas loyang datar, beri jarak diantaranya.
* Tekan permukaan adonan kue tersebut dengan punggung garpu sampai agak pipih.
* Taburi dengan kacang tanah cincang diatasnya.
* Panggang dalam oven dengan suhu 160º C selama 25 menit, sampai kering dan matang.
* Angkat, dinginkan dan simpan dalam stoples kedap udara (untuk 500 gr).

Motivasi, Kunci sukses menghadapi Ujian Nasional

Kunci sukses menghadapi Ujian Nasional

Semua siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional pasti dagdigdug dan berusaha untuk selalu belajar terus serta fokus dan konsen pada UN agar mendapatkan hasil yang maksimal. Saat kita akan menghadapi UN (Ujian Nasional) kita memang harus fokus belajar agar lulus tapi jangan terlalu fokus dan terlalu lama belajar, karena materi pembelajaran pun tidak akan mampu di serap oleh otak kita

Tips sukses untuk menghadapi Ujian Nasional
1. Harus selalu optimis, jangan terlalu takut gagal, dan yakin bahwa kita bisa menghadapi Ujian Nasional tersebut
2. Belajar teratur dan sering mengerjakan latihan-latihan soal yang sekiranya akan di UN-kan
3. Tidak banyak pikiran karena akan membuat kita down saat menghadapi Ujian Nasional
4. Banyak istirahat, dan jaga kesehatan karena persiapan fisik adalah yang paling utama
5. Persiapkan mental, dan perbanyak berdo'a agar hati kita tenang 
6. Usahakan saat menghadapi Ujian Nasional perasaan kita tidak dagdigdug, agar tetap konsen menghadapi Ujian Nasional tersebut
7. Hindari bolos sekolah, karena akan membuat kita tertinggal materi pelajaran
8. Persiapkan alat tulis yang berkualitas yang sudah terjamin keasliannya, dan yang terakhir
9. Minta do'a dan bimbingan dari kedua orang tua agar kita selalu termotivasi dalam menghadapi Ujian Nasional

Mungkin segitu dulu tips-tips untuk menghadapi UN-nya, dan ambilah tips yang anda anggap positif saja, semoga bermanfaat untuk kalian semua and good luck!

Selasa, 11 Februari 2014

Jejak Langkah Sejarah Astronomi di Indonesia

Jejak Langkah Sejarah Astronomi di Indonesia

Jejak Langkah Sejarah Astronomi di IndonesiaArtikel sebelumnya saya menulis 7 Manusia Tertua Di Dunia dan itu cukup menarik jagad dunia internet. kali ini tentang Peradaban Awal Sejarah Astronomi di Indonesia.

Berabad-abad tahun yang lalu ketika sejarah peradaban baru dimulai, catatan dan cerita mistis turun temurun menjadi tradisi dalam budaya masyarakat sudah menunjukkan berbagai kisah rakyat yang terkait sejarah astronomi.

Misalnya ada kisah Bulan Pejeng terkenal di (Bali), Pasaggangan’ Laggo Samba Sulu atau Pertempuran Matahari dan Bulan terkenal di kota (Mentawai), Memecah Matahari di (Papua), Manarmakeri di (Papua), Hala Na Godang di (Batak), Kilip dan Putri Bulan di (Dayak Benoaq), Lawaendrona Manusia Bulan di (Nias), Bima Sakti di (Jawa), Mula Rilingé’na Sangiang Serri’ di (Bugis), dan Batara Kala, Nini Anteh di (Jawa Barat).

Penamaan Rasi Bintang berdasarkan nama lokal menunjukkan, masyarakat Indonesia di masa lampau juga melakukan pengamatan langit. Dalam budaya Jawa, dikenal Gubug Penceng (Salib Selatan), Lintang Wulanjar Ngirim (rasi Centaurus), Joko Belek, Lintang Banyak Angrem, Bintang Layang – Layang, Lintang Pari, Lintang Kartika (Pleiades), Wuluh (Pleaides), Kalapa Doyong (Scorpio), Sapi Gumarang (Taurus), adalah contoh penamaan rasi bintang secara lokal di Indonesia, yang sekaligus menandai kegiatan astronomi amatir di tengah masyarakat di masa lalu.

Kehidupan agraris masyarakat Indonesia juga menjadikan benda-benda langit sebagai petunjuk musim menanam dan musim panen. Di Jawa, rasi Lintang Kartika diasosiasikan juga sebagai tujuh bidadari, yang direpresentasikan dalam tarian Bedhaya Ketawang di Keraton Mataram. Di wilayah Pantai Utara Jawa rasi ini digunakan untuk menandakan waktu (kalender) dalam penanggalan Jawa. Jika rasi ini sudah terbit sekitar 50° di langit, maka musim ketujuh (mangsa kapitu) pun telah dimulai. Pada musim ini saja, beras muda harus mulai ditanam di sawah.

Saat belum ada kalender, masyarakat setempat telah menggunakan perbintangan untuk menentukan siang dan malam, pasang surut air laut, berbunga dan berbuahnya tanaman, maupun migrasi dan pembiakan hewan. Bagi mereka gejala alam adalah cerminan lintasan waktu.


Sedangkan masyarakat Maritim Indonesia, menjadikan obyek langit sebagai panduan navigasi dalam pelayaran.

Di tahun 800 Masehi, pembangunan candi Borobudur menjadi penanda lainnya keberadaan astronomi di Indonesia. Borobudur yang dibangun oleh wangsa Syailendra diduga merupakan penanda waktu raksasa di abad ke -8, dimana stupa utama candi berfungsi sebagai penanda waktu. Sejarah Astronomi di masa Penjajahan

Pada abad ke-18, masalah terbesar dalam astronomi adalah penentuan jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari. Parameter astronomi yang satu ini merupakan konstantan fundamental dalam sistem heliosentris yang diajukan oleh Copernicus. Pada tahun 1716, Edmund Halley (Inggris), muncul dengan metode penentuan paralaks matahari yang mengacu pada 2 kejadian astronomi yakni transit Venus di tahun 1761 dan 1769.

Gerrit de Haan kepala departemen pemetaan di Batavia dan Pieter Jan Soele (Kapten Kapal VOC) sebagai asisten mendatangi Johan Maurits Mohr (18 August 1716, Eppingen – 25 October 1775 ) seorang pastor yang juga seorang penerjemah untuk menterjemahkan peta pengamatan okultasi Venus dari Delisle yang menggunakan Bahasa Prancis. Pada tanggal 6 Juni 1761, ketiganya pun melakukan pengamatan transit Venus dan menerbitkan hasil pengamatan tersebut di tahun 1763.Diterbitkan pada tahun 2004 dalam prosiding IAU dengan judul Observations of the 1761 and 1769 transits of Venus from Batavia (Dutch East Indies).

Setelah pengamatan transit Venus tersebut Mohr mulai dikenal sebagai seorang “astronom”, dan di tahun 1765, Pastor Mohr membangun sebuah observatorium pribadi di Batavia (Jakarta) Diyakini observatorium pribadi Mohr itu berada di Gang Torong.

Sayangnya observatorium Mohr tidak bertahan lama, hancur oleh gempa bumi dan tinggal puing-puing. Observatorium tersebut dihancurkan dan hanya tinggal nama di awal abad 19. Nama Mohr sendiri diabadikan sebagai nama planet kecil 5494 johanmohr yang ditemukan tahun 1933. Observatorium Bosscha dan Pendidikan Astronomi di Indonesia

Di awal tahun 1920-an, Nederlandsch-Indische Sterrekundige Vereeniging / NISV (Perhimpunan Astronom Hindia Belanda) mendirikan observatorium di Indonesia.Observatorium ini bertujuan untuk menjadi garda depan pengamatan astronomi di langit selatan.

Observatorium itulah yang kemudian dikenal sebagai Bosscha Sterrenwacht atau Observatorium Bosscha yang dibangun dari tahun 1923 – 1928. Pendana utama dari Observatorium Bosscha juga berasal dari kalangan pemerhati astronomi yakni seorang tuan tanah di Malabar bernama Karel Albert Rudolph Bosscha dan seorang pengusaha bernama Ursone. Keduanya kemudian menyerahkan hak kepemilikan tanah mereka kepada NISV.

Selain penyandang dana utama K A R Bosscha juga menyediakan teleskop refraktor ganda Zeiss dan teleskop refraktor Bamberg. Sebagai penghargaan nama Karel Bosscha diabadikan sebagai salah satu nama planetoid yakni (11431) Karelbosscha yang berada di antara Mars dan Jupiter dan ditemukan tahun 1971.

Pada tahun 1919, Voute kemudian diminta ke Indonesia untuk menjadi kepala Observatorium Bosscha yang pertama.

Pada masa berkecamuknya Perang Dunia II kegiatan observasi di Bosscha sempat dihentikan dan tidak hanya itu, akibat dari perang menyebabkan hancurnya sebagian fasilitas Observatorium. Di tahun 1951, NISV menyerahkan Observatorium Bosscha kepada pemerintah RI, yang kemudian menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1959 setelah ITB didirikan.


Tahun 1951, juga menjadi tonggak berdirinya pendidikan astronomi secara resmi di Indonesia yang ditandai dengan dikukuhkannya G.B. van Albada sebagai Guru Besar Astronomi. Dan pendidikan Astronomi di Indonesia juga sampai saat ini masih bernaung di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.

Selain Observatorium Bosscha dan Astronomi ITB, pada tanggal 31 Mei 1962 dibentuk juga Panitia Astronautika dan kemudian pada tanggal 27 november 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963. LAPAN dalam perkembangannya bergerak dalam hal teknologi kedirgantaraan juga untuk pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa.